Selasa, 24 Februari 2015

Awas! Peduli itu Menular loh...

Ah, akhirnya bisa nulis disini lagi. Dari kemarin-kemarin tangan sudah gatel banget pengen tumpahin perasaan *haseeek #langsing eh langsung kebayang semangkok bakso yang tumpah. Ya beginilah kalo nulis blog pas lagi kebangun tidur malem dan kelaperan *backsound kriuk kriuuuk orkestra perut pun mengiringi. Anyway, saya baru sempet nulis disini lagi karena dari awal Februari kemarin lagi sibuk ngurusin SOCFORTY (Social Campaign For Charity) part One dengan tema Stop Child Abuse. Harap maklum yah, karena saya cuma bisa nulis di saat anak saya, Janthra, sedang tidur, entah siang atau malam. Nah, kemarin-kemarin spare time itu dipake buat share info tentang kekerasan pada anak via twitter dan FB. Jadi, sempet absen dulu nulis blog-nya.

Mau cerita sedikit ah tentang SOCFORTY, tentang awal mula-nya dan kenapa saya mau melakukan hal tersebut. Mungkin banyak orang yang nyinyir ketika pertama kali saya mempunyai ide untuk membuat mini social campaign: Stop Child Abuse! di bulan Juli 2014 lalu bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang juga tanggal ulang tahun anak saya. Beberapa teman yang saya tanyakan pendapatnya mengenai hal ini berkomentar macam-macam, ada yang bilang ngapain sih saya capek-capek ngurusin hal itu yang bukan tanggung jawab saya, atau nyinyir dengan bilang ide saya itu ga akan laku dan orang gak akan mau beli kaos untuk menyumbang. Sedih sih dengernya, tapi ya nggak apa-apa, toh semua orang memang berhak memiliki pendapat yang berbeda (tapi mungkin akan lebih enak kali ya kalo disampaikan dengan baik-baik.hehe).

Tapi saya mikirnya gini, mungkin orang-orang yang berpendapat nyinyir itu, menganggap bahwa masalah sosial atau isu sosial yang ada di sekitar kita, bisa jadi kita ngerasa itu bukan tanggung jawab kita, kalau kita belum terlibat atau mengalami hal tersebut secara langsung. Ya tapi, masa iya, kita kudu harus mengalami kejadian itu langsung baru peduli?kan nggak juga. Kalau rakyat Indonesia yang banyak itu semua mikirnya kayak gitu, terus apa jadinya negeri ini?pantes aja banyak masalah yang ga selesai, salah satunya ya karena rakyatnya cuma mau ongkang-ongkang kaki ga peduli sama lingkungan sekitar. Padahal yang namanya pembangunan, aktornya itu ya ada tiga, pemerintah, perusahaan (swasta) dan masyarakat. Halah, seketika jadi pusing pala barbie kalo ngomongin beginian =p.

Lanjut ah. Untungnya, masih dapat dukungan dari July 2013 Birth Club The Urban Mama, tempat saya selama ini tergabung bersama emak-emak kece yang luar biasa istimewa. Kapan-kapan saya juga mau nulis ah tentang Birth Club saya ini. Hehe. Lalu, dengan kekuatan bulan, eh kekuatan semangat dari emak-emak tersebut, mulai lah saya mewujudkan ide saya itu. Idenya cukup simpel dan mungkin juga sudah banyak orang yang melakukannya. Saya ingin melakukan kampanye persuasif mengenai isu kekerasan pada anak. Pada mini social campaign saya yang pertama, saya mengerjakan semuanya sendirian. Mulai dari pematangan konsep, pembuatan ide kaos, mencari rekanan produksi kaos, promosi dan distribusi sampai pada penyerahan hasil keuntungan kaos pun saya lakukan sendirian. Oh ya, di mini social campaign saya yang pertama, saya membuat kaos bertema STOP CHILD ABUSE untuk anak usia 0-8 tahun yang hasil keuntungannya disumbangkan kepada Panti Balita di bilangan Jakarta Timur yang katanya juga banyak menampung balita korban kekerasan dan penelantaran. Lebih jelasnya tentang mini social campaign saya ini, monggo dibaca di http://theurbanmama.com/articles/mini-social-campaign-stop-child-abuse.html 

Alhamdulillah, ternyata hasilnya cukup baik dan mendapatkan respon positif, terutama setelah artikel saya dipublikasikan oleh The Urban Mama. Bahkan, salah satu pelopor rental perlengkapan baby di Jakarta, Bambino Piccolo menawarkan kerjasama yang akhirnya tertuang dalam SOCFORTY. Yap, SOCFORTY ini semacam project lanjutan dari mini social campaign yang saya buat sebelumnya. Metodenya masih sama, pakai metode crowdfunding via jejaring sosial di internet untuk menghimpun dana. Tetapi, berbeda dengan mini social campaign saya sebelumnya, SOCFORTY ini memiliki fitur tambahan (sedap, bahasa fitur,macam HP saja), yaitu mengedukasi dengan cara menyebarkan informasi terkait dengan tema, supaya bisa lebih aware atas isu yang ada.

Well, periode SOCFORTY-nya pun sudah selesai pada tanggal 22 Februari 2015 kemarin. So, sekarang istilahnya lagi dalam masa tenang, dimana rekanan distro pembuatan kaos-nya sedang memproduksi kaos tersebut. Jadi, saya bisa bernafas lega dan mengurus beberapa hal lain di masa ini. Hehe. Saya belum tahu sih, berapa kaos yang berhasil terjual atau berapa dana yang sudah dikumpulkan untuk didonasikan ke YKAI, tetapi berapa pun itu, saya sangat menghargai teman-teman yang mau peduli dan ikut berpartisipasi dalam project ini. Selain itu, saya juga berharap pesan yang ingin saya sampaikan tentang kekerasan pada anak dapat diterima dengan baik. Paling nggak, orang-orang yang menjadi followers saya di twitter bisa tahu sekelumit info tentang kekerasan pada anak dan tahu apa saja yang bisa dilakukan jika menemukan kasus tersebut. Oh ya, tulisan lebih lanjut mengenai SOCFORTY, dapat dibaca di http://theurbanmama.com/articles/socforty-one-stop-child-abuse.html

Mungkin saya adalah orang yang naif. Yang berharap satu hal kecil yang kita lakukan, bisa bermanfaat bagi orang banyak. Mungkin banyak orang di luar sana, yang tertawa melihat saya rela meluangkan waktu dan capek-capek mengurusi hal yang termasuk kategori charity ini. Tetapi, dengan saya memulai kegiatan ini, beberapa teman mulai terinspirasi melakukan gerakan yang sama. Seorang teman saya yang berprofesi sebagai dokter gigi berencana membuat kampanye yang sama dengan tema berbeda. Pun teman saya yang baru memiliki bayi, ia terpikir untuk melakukan hal yang sama dengan saya karena melihat kejahatan terhadap bayi di jalanan. Well guys, saya melihat-nya, saya melihat dan merasakan yang mungkin kalian belum lihat dan rasakan. Saya melihat dan merasakan semangat positif yang terus berdenyut dan menular untuk melakukan perubahan. And it feels so great! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar