Senin, 15 Februari 2016

Emak-emak Mengejar Beasiswa: Part 3

Smart readers, maaf ya weekend kemarin bener-bener gak sempet nulis karena full time urus anak dan misua. Hehe. Sebelum bekerja hari ini, saya sempatkan menulis lagi sambungan cerita beasiswa...Hari ini temanya tentang proses seleksi Australia Awards Scholarship Indonesia yang saya alami sendiri. FYI, beasiswa ini memang mengalami banyak perubahan nama ya, dari mulai ADS, AAS sampai sekarang berubah lagi menjadi AAI. Beberapa peraturan pun turut berubah, seperti di masa saya sekarang ini sudah tidak ada lagi tanggungan untuk suami dan anak. Walau demikian, saya tetap sangat bersyukur bisa menjadi salah satu dari 200 orang beruntung yang terseleksi dari 3700 pelamar. Okay, sudah siap ikut saya merasakan proses seleksi beasiswa AAI 2015-2016?*halah..

1. Application Submission
Jika saya tidak salah ingat, AAI membuka pendaftaran beasiswanya mulai dari bulan April di setiap tahunnya. Saya ingat betul, saat itu saya baru satu bulan masuk kerja di kantor saya sekarang ini. Ada dua metode untuk menyampaikan form aplikasi yang kita isi, yaitu 1) melalui situs online AAI. Cuma karena waktu itu saya mengalami kesulitan mengisi secara online, akhirnya saya putuskan untuk mengisi form aplikasi secara langsung (Hard copy) 2) mengambil berkas form aplikasi di kantor AAI. Kita tinggal datang ke kantor AAI dan meminta langsung berkas form aplikasi untuk diisi. Thanks to my husband, yang saat itu bersedia mewakili saya mengambil form aplikasi AAI. Soalnya, saya kan anak baru nih di kantor, nggak enak dong kalo mesti izin-izin keluar kantor gitu. Hihi *sok teladan. Bagian yang perlu diperhatikan saat mengisi form aplikasi ini adalah bagian mengapa anda pantas mendapatkan beasiswa AAI dan rencana anda setelah mendapatkan beasiswa AAI. Dua hal ini akan terus menerus menjadi pertanyaan kunci di proses seleksi selanjutnya. So, you better prepare your self ya!

2. Administration Selection
Tepatnya tanggal 27 November 2015, saya menerima email dari salah satu data coordinator di AAI, bahwa saya dinyatakan lulus seleksi administratif. Alhamdulillah! inget banget saat itu saya lagi meeting di kantor dengan Early Childhood Development Specialist di kantor saya. Seharian itu, sebelum dapat email cintah dari AAI, rasanya badmood banget, gimana enggak coba?, saya dan si ECD Specialist ketibanan kerjaan bikin analisa buat Endline Survey Report gegara konsultannya kurang kompeten. Tapi, begitu saya buka emailnya, saya langsung teriak, sampai si ECD Specialist saya itu kaget. Saya berusaha cerita ke dia, tapi dengan suara tersedu-sedu karena haru. Hamdallah, bisa lulus seleksi administratif di percobaan pertama saya mengejar beasiswa.


Ketika anda dinyatakan lulus seleksi administratif AAI, anda akan menerima CD seperti gambar ini. Informatif sekali isinya. Hehe

3. IELTS Test and JST Interview
Email pernyataan bahwa saya lulus seleksi administrasi, rupanya juga merupakan email pemberitahuan yang menjelaskan proses seleksi apa saja yang harus saya lalui. Di email tersebut dinyatakan bahwa saya diundang untuk mengikuti IELTS Test dan JST Interview. Loh, kok mesti tes IELTS lagi ya?saya agak bingung awalnya, kenapa saya yang pada saat submit aplikasi melampirkan skor tes IELTS, tetap diminta untuk tes lagi. Huhu. *Langsung lah terbayang ribet dan pusingnya ngerjain itu tes. Bikin keriting otak bow!. Haha. Oh ternyata, memang demikian peraturannya, kecuali tes IELTS yang disubmit usianya kurang dari 3 bulan semenjak diterbitkan hasil skornya. Hehe. Yowes lah, wong tesnya juga dibayarin AAI kok. Haha, jadi gak rugi dong..cuma nggak pede aja bakal bisa dapet skor yang sama atau nggak. Karena untuk lulus IELTS Test AAI, anda harus punya skor diatas 5. Nah, di email itu, dijelaskan bahwa saya akan mengikuti IELTS Test di bulan Januari 2016, tepatnya tanggal 8-9 Januari 2016. Wihhh, baik ya AAI, dikasih waktu loh sekitar 2 bulan untuk belajar dan persiapan. Makanya, cinta deh sama beasiswa AAI ini. Hehe. Oh ya, jangan lupa untuk daftar online IELTS testnya di link yang akan diberikan di email ya.

Lalu, tiba pula waktunya saya harus ikut IELT test di IALF Kuningan. Hari pertama, saya mengerjakan soal listening, reading dan writing sekaligus. Karena waktunya agak lama, hampir setengah hari, termasuk dengan proses daftar ulang, saya rekomendasikan anda sekalian untuk BAWA MAKANAN dan MINUMAN! ini penting cyiiin! apalagi buat saya yang punya maag akut. Dudulnya, saya gak bawa makanan saat itu, sementara perut udah keroncongan nunggu panggilan tes. Rejeki istri solehah kali ya, saya ketemu salah satu kandidat AAI yang ngasih saya sebungkus roti coklat!maaaak, saya selamat! Haha. Well, bicara mengenai tesnya, saya sempat merasa frustasi, karena banyak banget soal di listening section yang saya tidak bisa jawab. "Duh, gw budeg amat yak!" pikir saya saat itu. Masa bisa kosong segini banyak listening sectionnya, padahal udah latian beberapa kali. Haha. Tapi, saya gak kehilangan akal, karena soalnya essay, saya tebak-tebak berhadiah aja, yang penting diisi semua, tentu pake logika ya. Hehe. Untuk reading, saya merasa aman, malah selesai lebih cepat. Nah, untuk writing, saya merasa kurang waktu saat ngerjain writing section yang pertama. Karena taktik saya adalah mengerjakan writing section yang kedua dulu, yang mana bernilai lebih tinggi. Alhamdulillah, walau gak ada peningkatan dari IELTS Test pertama saya, saya bisa lulus, karena skor IELTS saya ternyata tetap 6, sodara-sodara!hahaha.

Selain IELTS Test, saya diundang juga untuk JST Interview (Joint Selection Team Interview) yang dijadwalkan pada tanggal 25 Januari 2016. Fiuuuh, ini nih sebenernya yang paling menantang diantara semua fase proses seleksi yang harus dilewati. Karena nantinya, saya akan berhadapan dengan 2 orang penguji ahli yang punya study background luar biasa. Macam jaman sidang skripsi, mak!. Dari yang saya baca, penguji ahli biasanya terdiri dari 2 orang, satu orang indonesia dan satu lagi orang Australia. Valid ini infonya! karena saya juga dihadapkan pada 2 penguji ahli, yang terdiri dari satu profesor laki-laki dari Indonesia Timur, kalau saya tidak salah, beliau adalah rektor Universitas Cendrawasih. Dan yang kedua, seorang wanita, profesor atau doktor gitu dari University New South Wales. Saya cuma berdoa supaya diberikan penguji ahli yang baik hati, supaya nanti saya tidak gugup saat diwawancara. Dan doa saya terkabul! dua orang penguji saya ini ternyata sangat amat baik hati sekali! Haha. Berbeda banget dengan beberapa cerita kandidat AAI lainnya yang sempat ngobrol ketika kelar JST Interview. Mereka semua dapet penguji ahli yang nggak friendly, mencecar, dan terkesan menjatuhkan. Begitu juga review yang saya baca di blog-blog lain. Tetapi, hal itu tidak terjadi pada saya. ALHAMDULILLAH!. 

Begitu masuk ruangan, mereka tersenyum lebar sekali (walau saat itu saya adalah peserta terakhir yang akan diinterview). Udah jam 12 lewat, mereka pasti capek dan laper dong mewawancarai 9 kandidat sebelum saya. Saya aseli udah ketar-ketir aja takut mereka gak mood lagi. Si ibu Profesor lalu mempersilahkan saya duduk, memberi saya semangat dan meminta saya untuk tenang selama proses interview. Haha, menurut ngana?!! yang ada perut rasanya bergejolak!. Tapi, aseli si ibu dan bapak penguji saya ini welcome abis. Lalu, mulai lah si Ibu bule ini bertanya mengenai diri saya, dia minta saya menceritakan diri saya dan mulai bertanya panjang lebar mengenai kerjaan dan mimpi saya. Walau saya rasa jawaban saya acak kadut, si Ibu tetap memberikan senyuman dan sesekali melontarkan kata-kata yang mengindikasikan beliau terkesan. Selanjutnya, giliran si bapak prof ini bertanya kepada saya. pertanyaannya singkat-singkat. Lebih terkesan mengkonfirmasi jawaban yang saya tuliskan di form aplikasi. Tapi, lalu dia bertanya mengenai mimpi dan cita-cita saya. Seketika dia langsung berteriak excited: "Thats it! thats I want to hear from you! I knew you have beautiful hidden agenda..I am glad that I can dig that out from you.." Alhamdulillah ya Allah, pernyataan si bapak ini benar-benar mendukung saya. Bukan menjatuhkan. Tips lainnya, yang menurut saya bisa bikin lulus interview: bawa contoh karya atau tulisan kamu selama bekerja. It really works! saya saat itu membawa parent handbook yang saya inisiasi bersama ECD Specialist di kantor, selain itu saya juga bawa contoh t-shirt mini social campaign yang pernah saya buat. Hehe, macam sales marketing obat presentasi ke dokter cyiiin..bawa deh tuh obat-obatan yang yahud :p. Anyway, saya pengen rasanya berterima kasih ke kedua penguji ahli saya itu, tapi sayang saya lupa namanya. Hihi, yang saya inget malah nama salah satu penguji ahli yang guantengggg banget, dari ANU, universitas yang saya tuju. Bahahaha.

4. Pengumuman Hasil Seleksi
Dan...saat-saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tanggal 10 Februari 2016. Sebenarnya, pengumuman hasil seleksinya terlambat satu minggu. Karena berdasarkan briefing ketika IELTS Test dan JST Interview, diinformasikan bahwa pengumuman akan diberitahukan secara personal melalui email pada minggu pertama bulan Februari 2016. Hal itu mengakibatkan saya agak menggila, hampir tiap hari, tiap jam, saya mengecek email. Haha. Sampe ngecek segala ke kaskus. Ada thread khusus tentang AAI loh..coba browsing ya, lumayan informatif tuh. Ya, saya bersyukur banget bisa dapet email pemberitahuan bahwa saya lulus AAI 2016. Pada percobaan pertama. Subhanallah. Saat itu, saya langsung telpon mama saya untuk memberitahukan hal ini. And you know what?she's crying..ahhh mama, berkat doa mama dan keikhlasan mama nih, Gena bisa lulus. Makasih ya ma..Setelah itu, barulah saya memberitahukan suami saya dan teman-teman saya. Sekarang ini, saya masih menunggu email pemberitahuan mengenai tahap selanjutnya, yaitu pre-departure training.

Baiklah, sekian saja cerita saya hari ini. Next time, saya mau bikin satu tulisan lagi, khusus untuk orang-orang yang berjasa dan membantu saya saat mengejar beasiswa AAI. Thanks for reading ya!

12 komentar:

  1. selamat untuk beasiswa nya mbak, keren ih aku juga pengen kuliah lagi :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih ya Syafiatuddiniah..hehe.Alhamdulillah, jadi menginspirasi..semangat yaa!

      Hapus
  2. selamat ya mbak.. ini mimpi yang pengen banget diwujudkan tp udahlah move on saja. 17tahun yang lalu pernah juga nyoba ADS sayang cuman sampai tahap wawancara...prosesnya gak jauh beda ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba dewi..iya, prosesnya memang gak jauh beda. Hehe..Kalau gitu, persiapkan anaknya saja nanti mba supaya bisa dapat beasiswa ini..;p

      Hapus
  3. Selamat ya mbakkk...salut!! walaupun udah jadi mamah2 tapi masih inget untuk lanjutin pendidikan :D saya terakhir coba beasiswa waktu kuliah..kepikiran buat cari lagi sih tp ngurusin baby dulu deh:D salam kenal mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo mba ayu! makasih ya mba..ayo mba semangat, setelah selesai menyusui 2 thn, mulai bikin planning kejar beasiswa ;p

      Hapus
  4. Genaaa congrats lagi yaaa.. ini aku share tulisannya ke tmn2 kantor yg pd pgn coba cari beasiswa... thx for inspiring us..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makbooon, makasih ya..ah, senangnya bisa menginspirasi makbon dan teman-teman..thanks for sharing ya makbon!

      Hapus
  5. Mbaaa.. Kamu hebaat.. :)
    Keren banget..
    Saya pengen coba.. Tapi ga pede sama kemampuan saya.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mba dessy..

      Ayooo semangat mencoba ya mba..mba dessy jg pasti bisa..iseng2 berhadiah aja mba.hehe

      Hapus
    2. Makasih mba dessy..

      Ayooo semangat mencoba ya mba..mba dessy jg pasti bisa..iseng2 berhadiah aja mba.hehe

      Hapus
  6. semangat terus mbaknya, thanks for inspiring another people btw

    salam
    gabrilla

    BalasHapus