Hari ini entah kenapa, saya
merasa senang sekali. Jalanan pagi ini terlihat cukup lengang dari biasanya dan
cuaca pagi ini mendung adem gimana gitu. Hehe. Ditambah lagi, hari ini adalah
hari Jumat. Yuhuuuu, besok weekend!. Jadilah, tadi saya semangat berangkat ke
kantor. Hoho. Nah, tiap ke kantor naik gojek, saya pasti lewatin pinggiran BKT.
Dan beberapa kali saya pernah lihat seorang bapak di kursi roda menjajakan
dagangan berupa kacang telur dan pulsa elektrik. Tiap lihat, rasanya pengen
berenti dan beli dagangan si Bapak, tapi urung terus karena jalan disitu selalu
padat dan macet, jadi kalo berenti, pasti ikut bikin menghambat.
Pagi tadi, saya dapet kesempatan
luar biasa untuk berhenti membeli dagangan si bapak. Dari rumah, memang saya
sudah berniat, jika jalanan tidak terlalu padat, saya mau berhenti menghampiri
si bapak. Alhamdulillah niat saya didukung. Hari ini jalan pinggiran BKT yang
dekat dengan RS Duren Sawit, tempat si Bapak berjualan rupanya tidak padat dan
cenderung sepi. Beberapa meter sebelumnya, saya sudah bilang ke abang gojeknya:
“Bang, nanti kalo di depan ada Bapak di kursi roda yang jualan, tolong berhenti
sebentar ya”. Dan Si abang gojek pun setuju. Alhamdulillahnya lagi, si bapak
berkursi roda sudah stand-by di tempat biasa (padahal biasanya ada aja
halangannya, misalnya, pas saya dateng, si bapak belum dateng, atau jalanan
rame ruar biasa). Kelihatannya ada seorang ibu yang juga baru membeli
dagangannya.
"Pak, harga kacangnya berapa
sebungkusnya?” tanya saya. “Dua ribu bu.” Jawabnya sopan dan singkat. Lalu setelah
itu, saya pun membayar beberapa kacang yang saya beli. Si Bapak lalu tersenyum
dan berkata: “Terima kasih bu”. Subhanallah! Itu senyum paling tulus dan
menyenangkan yang saya temui pagi ini. Seketika, saya pun mengucapkan terima
kasih kembali. Saya kagum. Dengan Bapak ini. Walaupun dia tidak bisa jalan dan
harus menggunakan kursi roda, dia tetap berusaha untuk menghidupi diri. Tidak
meminta-minta. Bayangkan dia harus berdagang di kursi roda di pinggir jalan,
jalannya pun ramai dan padat, sehingga orang biasanya tidak peduli dan terus
berkendara menuju tujuan. Saya tidak yakin juga banyak yang akan membeli
dagangannya kalau waktu rush hour. Oh ya, saya juga tidak punya foto si Bapak untuk dipublish. lagipula, lebih baik kalau kalian menyapa dan bertemu si bapak secara langsung kan..
Intinya, Bapak itu mengajarkan
saya, dengan keterbatasan dan kondisi apapun, kita masih bisa berusaha. Jangan
menyerah dengan keadaan. Berusaha yang terbaik, lalu lihat hasilnya. Oh ya,
kalo temen-temen lewat jalan pinggir BKT pas dekat dengan RS Duren sawit,
usahakan mampir membeli dagangan si Bapak ya. Biasanya dia akan duduk di kursi
rodanya membawa karton bertuliskan: “jual kacang dan pulsa”. Oh ya, selain itu,
kacang telur yang dia jual rasanya enak (walau saya nggak mencicipi), tapi
semua teman kantor yang saya kasih kacang tersebut bilang enak dan minta
dibawain lagi. Hihi. Next time yaaa man-teman..
Justru banyak dari mereka yang terlihat terbatas, jauh lebih lihai mensyukuri nikmat yang Allah beri ya mbak :)
BalasHapusSalam,
Senya