Selasa, 05 Juli 2016

Dimana Kedamaian?

5 Juli 2016, sehari saja sebelum hari kemenangan akbar bagi umat islam di dunia, 3 lokasi di tanah suci diserang oleh teror bom. Sontak perih yang saya rasa dan diam tak dapat berkata-kata. Dalam kurun waktu yang juga dekat, beberapa negara islam juga mengalami teror serupa. Sebut saja Iraq, Bangladesh dan Turki. Miris. Semua tahu ini ulah siapa. Tak perlu lah saling menunjuk segolongan atau komplotan tertentu.

Seluruh dunia tahu, bahwa hanya orang yang tidak beragama yang dapat melakukan teror sekeji ini. Mereka adalah teroris.

Seluruh dunia tahu, bahwa hanya orang yang tidak punya hati nurani yang dapat melakukan teror selaknat ini. Mereka kita sebut teroris.

Seluruh dunia tahu, bahwa hanya orang yang tidak punya akal dan belas kasih yang dapat melakukan teror sehina ini. Mereka teroris.

Seluruh dunia harus tahu, bahwa  teroris tidak punya agama tapi kerap kali mengatasnamakan agama untuk melakukan perbuatan hina-nya.

Foto diambil dari www.google.com

Bagaimana mungkin, Islam ataupun agama lain yang ada di dunia ini bertanggungjawab atas teror yang tidak manusiawi ini? Tidak mungkin. Islam bagi saya adalah agama yang cinta damai dan merupakan rahmat bagi semesta alam.

Bagaimana mungkin Islam mengajarkan membunuh manusia melalui serangkaian teror keji, padahal Rasul saja enggan dan berpikir berulang kali untuk melukai bahkan membunuh seekor lalat. Apalagi membunuh manusia?jelas itu bukan ajaran islam.

Saya pribadi melihat aksi teroris ini sebagai manifestasi atas perbedaan agama, ekonomi, maupun pandangan politik diantara segolongan orang tertentu. Padahal perbedaan itu adalah hal yang lumrah dan lazim terjadi, karena setiap manusia diciptakan dengan keunikan akal dan pribadi tersendiri. Hanya saja, kita harus menyikapi perbedaan tersebut dengan besar hati.

Terkait dengan hal ini, beberapa waktu lalu saya pernah membaca sebuah artikel berjudul “Under Attack” yang dimuat oleh The Economist Magazine pada tanggal 4 Juni 2016 lalu. Artikel tersebut menunjukan fakta bahwa di beberapa belahan dunia, kebebasan berpendapat dan berekspresi sedang terancam. Saya suka dengan saran yang diberikan oleh penulis dalam artikel tersebut, yang intinya mendukung iklim kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab.

Berbeda dengan para pelaku teror. Para pelaku teror adalah mereka yang tidak mampu mengutarakan pendapat dan tidak mampu mendebat perbedaan secara damai dan tanpa kekerasan. Mereka harusnya punya toleransi, mampu berdialog secara terbuka untuk mengutarakan kepentingannya. Bukan dengan cara menyakiti umat manusia. Satu umat manusia tersakiti dan terluka, maka seluruh dunia berduka.


Lagi-lagi, tugas kita semua menyebarkan faham bahwa perbedaan itu dapat dikomunikasikan dengan baik. Bahwa perbedaan itu biasa dan harusnya memperkaya. Mari tanamkan cinta damai, setidaknya pada anak-anak kita.


PS: Tulisan ini hanyalah ekpresi kemarahan dan kesedihan saya. Anda boleh sependapat atau tidak.

10 komentar:

  1. sediih tiap kali baca dan denger ttg teror bom di negara ini ato itu.. ngeliat korban yg ga berdosa trutama anak2 :(.. bener mbak, mereka bukan manusia.. siapapun otak dibaliknya, apapun tujuannya, aku bener2 takut bayangin balasan seperti apa yg bakal dia /mereka trima di akhirat nanti :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mba fanny..aku jg ga habis pikir kok ada ya manusia yg seperti itu..biarlah Allah yg membalas semua perbuatan mereka

      Hapus
  2. aku setuju mbak, islam memang rahmatan lil 'alamin, biarkan Allah saja yg menanganinya ya :) Then, tugas kita salah satunya menyebar kebaikan dgn share tulisan yg bermanfaat seperti ini :) Salam kenal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyesss Mba Prita..bener banget..kita harus sebarkan hal-hal yang bermanfaat ..seperti kata hadist kita ya mba: berlomba-lomba dalam kebaikan..Makasih sudah berkunjung mba..

      Hapus
  3. duhh bener banget Gen, sedih banget ya sama keadaan tsb di mana orang dengan mudahnya menunjuk Islam atas kejadian2 yang berbau terorisme. Islam agama yang cinta damai dan setuju banget, teroris tak punya agama...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa Mba Zata..Kejahatan dengan alasan apapun tidak dibenarkan ya mba, apalagi mengatasnamakan agama..Semoga orang-orang yang demikian cepat sadar dan kembali berbuat kebaikan, bukan menyebarkan keburukan..

      Hapus
  4. Saya pikir mereka yang melakukan teror itu gagal paham dalam beragama. Heran saya, orang punya hobi kok membunuh orang.
    Teroris memang hasil indoktrinasi yang salah.
    Selamat hari raya idul fitri 1437 H.
    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas Alris..mereka yg sdh dibrainwash ini memang hasil indoktrinasi keliru..met idul fitri jg mas

      Hapus
    2. Betul Mas Alris..mereka yg sdh dibrainwash ini memang hasil indoktrinasi keliru..met idul fitri jg mas

      Hapus
  5. Sakit yang paling pedih ya mbak, tapi insya Allah semua yang baik segera memenuhi surga Allah, aamiin

    Salam,
    Puput

    BalasHapus