Ahhh, akhirnya saya bisa nulis
tentang cerita beasiswa lagi. Mumpung masih libur. Hehe. Di tulisan cerita
beasiswa saya kali ini, saya akan berbagi mengenai salah satu keunggulan
beasiswa Australia Awards Scholarship
dibanding dengan beasiswa lainnya. Tentu semua jenis beasiswa bagus dan punya
keunggulan tersendiri. Misalnya, LPDP, beasiswa ini direkomendasikan untuk
mereka yang punya keluarga karena setiap anggota keluarga yang dibawa serta
juga akan mendapatkan tunjangan tambahan sebesar 25% dari jumlah beasiswanya. Atau
beasiswa DIKTI yang katanya punya kuota khusus buat para pengajar, sehingga
hampir dipastikan bisa lulus kalau kamu pengajar atau dosen, tentunya dengan
usaha keras juga ya. Lalu, apa yang membuat saya akhirnya melamar beasiswa Australia Awards Scholarship
(selanjutnya akan saya sebut AAS)?Apa sih salah satu keunggulan beasiswa ini
yang membuat saya sangat amat bersyukur mendapatkannya? Jawabannya ada pada: Pre Departure Training. Makhluk macam
apalagi itu? Yuk, simak pengalaman saya yang sudah sekitar 1,5 bulan mengikuti Pre Departure Training AAS.
Apa itu Pre Departure Training?
Yak!Jika kamu sudah dinyatakan
lulus sebagai AAS Awardee, biasanya kamu akan menerima email pemberitahuan yang
juga akan menyatakan berapa lama kamu akan mengikuti Pre-Departure Training
(PDT) di Jakarta atau Bali. Nah, buat kamu yang ingin tahu proses seleksi lengkap AAS sebelum sampai pada tahap ini, silahkan klik dan baca tulisan saya ini Seleksi Beasiswa AAS. Oke, kembali ke PDT. Durasi PDT sangat tergantung dengan hasil IELTS Test
Score kamu saat masa seleksi beasiswa. Ada yang 9 bulan, 6 bulan, 4,5 bulan, 9
Minggu, 8 Minggu, dan 6 Minggu. Ada yang di Bali dan di Jakarta. Tapi, biasanya yang di Bali di peruntukkan bagi teman-teman Awardees yang berasal dari Timur Indonesia dan sekitarnya. Setahu saya, jika kamu mendapatkan hasil tes
dengan range 6-6.5, kamu akan bernasib sama seperti saya, mengikuti PDT selama
4,5 bulan.
Oke, jadi apa dong PDT itu? Intinya, PDT itu adalah Pelatihan untuk
mempersiapkan kamu berbahasa inggris dengan baik sekaligus terbiasa dengan
metode belajar dunia barat yang sangat berbeda dengan metode belajar atau
kuliah di Indonesia. Oh cuma gitu doang. Eitss, ga cuma gitu doang kok. Kalau
saya berani menyatakan PDT ini adalah salah satu keunggulan AAS, pasti ada
alasannya dong. Mau tau keistimewaan apa saja yang kamu dapatkan selama PDT?
Nih, saya kasih gambarannya biar pada semangat ngejar beasiswa.
PDT di IALF
Siapa yang tidak tahu IALF? Salah satu penyedia layanan
kursus Bahasa Inggris ternama dan bergengsi di Jakarta. IALF memang dikenal sebagai
penyedia layanan kursus Bahasa Inggris dan IELTS Preparation, namun sayangnya,
biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kursus di IALF tergolong mahal.
Paling mahal diantara penyedia kursus lainnya. Misalnya, menurut teman saya, untuk
IELTS Preparation intensif selama 4 hari di IALF, anda harus merogoh kocek
sebanyak 4 juta-an. Hmmm, rela gak ya keluar duit pribadi segitu banyak untuk
persiapan tes IELTS? Kalo saya sih nggak. Haha. *medit.com
Nah, kebayang gak berapa banyak nilai uang yang harus
dikeluarkan AAS untuk membiayai awardees-nya mengikuti kursus gratis dan IELTS
Preparation di IALF? Contohnya seperti saya yang mendapatkan 4,5 bulan PDT di
IALF. Berapa puluh juta dana yang harus dikeluarkan oleh AAS? Silahkan hitung,
saya sih nggak mau hitung, karena nanti jadi pusing mikirinnya. Haha. Selain
itu, kami juga mendapatkan uang pengganti transport selama PDT ini, saat ini
sih (2016) jumlahnya Rp 3.000.000 per bulan. Alhamdulillah banget. Haha. Mulai
mengerti dong kenapa saya sebut beasiswa AAS ini unggul?
Sambutan dari IALF Director saat hari pertama Pre-Departure Traning. Di foto ini juga terdapat beberapa pengajar di IALF. Baris depan (Kiri-kanan) : Mas Adi, Barbara, Michael dan Ibu Rina Baris Belakang (Kiri-kanan) : Gai Littler and Simon
Terus setiap harinya,
ngapain aja sih di PDT?
Salah satu fasilitas unggulan IALF, Perpustakaan. Ruangan ini nyaman banget untuk belajar, karena selain memiliki banyak koleksi buku, juga terdapat 2 Discussion Room, fasilitas komputer untuk browsing, email, bahkan audio visual untuk latihan tes IELTS. Saya suka banget nongkrong disini. Hehe
1.
Kursus Bahasa Inggris dan IELTS Preparation
Setiap harinya, kami diharuskan datang jam 7 pagi mulai
Senin sampai dengan Jumat. Jadwal kelas-nya akan berbeda-beda setiap minggunya.
Biasanya setiap minggu, akan ditempel time
table schedule di mading yang ditempel di Library atau di lorong IALF. Kelas pagi (mulai dari jam 07.00 – 09.00) biasanya
akan diisi dengan belajar bahasa inggris di kelas dengan masing-masing
pengajar. Pengajar di kelas saya adalah native speaker dari Australia yang
bernama Gai Littler. Biasanya kami akan diberikan exercises berupa soal-soal
yang mencakup materi Grammar, Vocabulary, dan materi dasar lainnya dalam Bahasa
Inggris. Tetapi ingat, anda harus lebih aktif bertanya di kelas, karena Teacher-nya
tidak akan menjelaskan sesuatu jika anda tidak bertanya. Diam berarti anda
dianggap mengerti. Persis seperti kelas-kelas di Australia nantinya.
Lucky number 13 classroom..Ini kelas kami. Dilengkapi dengan laptop dan projector juga
Untuk kemampuan listening, biasanya teacher di kelas akan
memberikan exercise sheet dan memutarkan percakapan atau contoh materi kuliah
di Australia, sehingga kita bisa terbiasa mendengar dalam bahasa inggris dan
menangkap poin-poin penting selama perkuliahan berlangsung nantinya. Selain
itu, terdapat metode lainnya untuk meningkatkan listening skill dalam PDT,
yaitu mengikuti kelas di laboratorium bahasa, menonton film setiap hari jumat,
serta mengikuti kuliah umum dosen tamu dari Australia.
Khusus untuk kemampuan writing, kami biasanya akan dibagi
menjadi 3 kelompok berisikan 3 orang dan berdiskusi mengenai satu topik,
kemudian membahas topik tersebut dan menuliskannya di Pizza Board. Metode ini
cukup efektif, karena kami bisa berdiskusi mengenai topik tersebut dan
bagaimana menulis essay yang baik. Tentunya hal ini berguna untuk mendapatkan
skor tinggi di IELTS Test dan untuk tugas kuliah di Australia nantinya.
The Pizza Board. Wadah untuk menulis dan berdiskusi
Sedangkan untuk kemampuan speaking, kami biasa menggunakan
metode work in pairs. Teacher akan membagikan topik dan soal untuk didiskusikan
dan kami akan berlatih berbicara dalam bahasa inggris secara berpasangan.
Bagusnya, masing-masing dari kami akan diminta untuk mengevaluasi kemampuan
speaking pasangannya, jadi bisa saling belajar.
Hal tambahan lainnya adalah, kami akan melakukan simulasi
IELTS Test setiap 2 minggu sampai 1 bulan sekali. Berguna sekali untuk
membiasakan diri di situasi tes sesungguhnya dan mengukur kemampuan bahasa
inggris kami sejauh mana perkembangannya. Tidak hanya itu, kami sering diminta
untuk menulis review artikel, jurnal atau majalah dalam bahasa inggris sebagai
tugas tambahan. Jadi, jangan kira tidak sibuk ya ikut PDT ini. Karena setiap hari ada saja homework yang harus dikerjakan. Hehe. Terdapat juga beberapa tugas penting lainnya yang akan dinilai
sebagai progress kita, seperti membuat review dari bahan bacaan, menyiapkan
bahan presentasi dan melakukan presentasi di kelas, membuat abstrak dari tesis
dan proposal riset. Sejauh ini, baru 3 tugas itu yang saya dapatkan. Hehe.
Setelah kelas pagi berakhir, biasanya nanti kami akan
mendapatkan kelas-kelas tambahan, seperti kelas komputer di lab komputer, kelas
bahasa di lab bahasa dan kelas budaya di Auditorium. Biasanya dimulai dari jam
09.00-11.00, sebelum nantinya masuk ke kelas bahasa inggris kembali dengan
teacher yang sama seperti kelas pagi setiap harinya (jam 11.00-13.00). Pelatihan
komputer biasanya akan dipandu oleh Mas Adi atau Ibu Rina. Mereka akan
mengajarkan software atau situs yang akan mendukung kegiatan perkuliahan. Di
kelas inilah, saya jadi lebih mahir dan mengetahui cara-cara cepat merapihkan
daftar isi untuk skripsi atau tesis, cara menggunakan software rationale untuk
membuat essay yang bagus, cara menggunakan situs pencari jurnal atau buku
online, cara menggunakan situs grammarly, dll. Wah, banyak bgt deh amunisi yang
didapat untuk persiapan kuliah di Australia.
Begini ini suasana di Lab Komputer
Lalu, di kelas bahasa, kami akan dilatih untuk mendengarkan
kuliah dan materi lainnya dalam bahasa inggris. Selain itu, kami juga bisa
berlatih cara mengucapkan kata dalam bahasa inggris yang baik dan benar (pronunciation).
Peralatan di lab komputer memungkinkan kami untuk mendengar, merekam suara kami
dan mendengarkan kembali suara yang kami rekam. Dengan begini, kami dapat
mengevaluasi cara pengucapan kata yang benar.
Ini contoh peralatan audio yang ada di Language Lab.
Berikut Novel yang juga menjadi tugas tambahan dari kelas Cross Culture
Kelas lainnya yang juga kami dapatkan adalah cross-culture
class oleh Barbara. Pengajar yang satu ini kocak dan ekspresif banget. Hehe. Di
kelas ini biasanya kami diajarkan mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan
tidak boleh dilakukan di australia, norma dan budaya di Australia, bagaimana
cara bergaul dan berinteraksi di Australia sampai ke bahasa-bahasa prokem alias
slang disana. Bermanfaat banget deh buat bekal selama di Australia nanti.
Kelasnya juga interaktif banget, banyak diskusi dan tanya jawab-nya.
3. General Lecture dari Dosen Tamu
Ini nih fitur paling seru dan paling saya nanti-nanti selama PDT (menurut saya loh ya). Hehe. Jadi, setiap 2 minggu atau sebulan sekali, akan ada Profesor atau Doktor dari berbagai Universitas di Australia yang sengaja didatangkan untuk memberikan kuliah khusus untuk kami para awardees AAS. How cool is that? Keren banget menurutku. Bener-bener bisa mengalami langsung diajar oleh dosen tamu yang memang sangat ahli di bidangnya. Di kelas ini, kamu bisa lihat perbedaan gaya mengajar dosen di Australia dan di Indonesia. Kamu juga bebas bertanya dan berdiskusi langsung loh dengan dosen tamunya. Tentunya sehabis dosen tamu tersebut selesai menjelaskan presentasinya.
Maafkan fotonya yang kurang bagus, karena saya hanya akan memotret sebelum kuliah dimulai.
Tidak sopan mengeluarkan HP selama presentasi dari dosen. Hehe
Ini suasana kelas besar sebelum kuliah umum dimulai. Hehe.
4.Persiapan Mendaftar Kuliah di Australia
Bagaimana untuk persiapan mendaftar kuliah di Australia? Nah, semuanya akan diurus dan dibantu oleh pihak AAS. Ini juga nih yang jadi salah satu keunggulan beasiswa Australia. Pihak pemberi beasiswa benar-benar membantu penerima beasiswa sampai ke hal teknis pendaftaran universitas. Akan ada beberapa pertemuan dengan pihak AAS yang akan membahas mengenai fasilitas apa saja yang didapatkan penerima beasiswa, persyaratan dan kelengkapan dokumen untuk mendaftar kuliah, sampai ke hal-hal teknis seperti asuransi dan visa untuk keluarga. Di sesi ini, saya juga tahu bahwa untuk pengurusan visa awardees dan keluarganya sampai medical check up akan dibantu dan diurus semua oleh pihak AAS. Luar biasa!. Tetapi ingat ya, AAS ini sudah beberapa tahun terakhir tidak lagi menanggung biaya bagi keluarga yang dibawa oleh Awardees. Tetapi, menurut banyak orang, besaran beasiswa-nya tetap cukup untuk membiayai 1 keluarga hidup di Australia. Semoga ya. Oh ya, selain menanggung biaya penuh pembelajaran (biaya kuliah saya sekitar 36.000 USD/tahun) dan biaya hidup di Australia (30.000 USD/tahun), AAS juga memberikan settlement fee saat awardees pertama kali tiba di Australia (5000 USD) yang dapat digunakan untuk menyewa rumah/apartemen dan biaya awal lainnya. Nah kan?keren banget nggak beasiswa AAS ini..
Merchandise yang diberikan oleh pihak AAS untuk para Awardees. Mayan. Hehe
5. IELTS TEST Gratis
Dan tentunya, AAS juga akan menanggung biaya tes final IELTS yang dibutuhkan sebagai salah satu persyaratan mendaftar kuliah di Australia. Minimal harus tembus 6.5 sih biar aman dan tentram. Doain saya ya nantinya bisa menembus angka segitu, bahkan lebih. Amiiin. Berarti totalnya 2 kali AAS akan menanggung biasa IELTS Test, pertama saat masa seleksi, kedua saat masa pendaftaran kuliah. Dengar-dengar lagi sih, kalau di kesempatan pertama setelah ikut PDT kami belom juga lulus tes IELTS, kami diberi pilihan untuk ikut PDT tambahan 2 bulan dan mengulang tes IELTS atau menurunkan grade universitas. Ya Allah, semoga sih semua yang PDT 4.5 bulan (termasuk saya) bisa lulus tanpa remedial. Aminin dong?*maksa..Haha.
Selain itu, dengan mengikuti PDT ini, kita juga dapat memperluas network dan kenalan dengan sesama penerima beasiswa AAS. Siapa tahu kan ada yang satu universitas atau satu kota. Bisa barengan berjuang nantinya atau bahkan tinggal bersama agar menghemat living cost. Hehe. Saya senang sekali bisa bertemu dan berteman dengan orang-orang hebat ini, dengan mengenal mereka, saya juga mendapatkan pengetahuan tambahan di bidang lain dari teman-teman sekelas saya, seperti kimia, biologi, medikal bahkan maternity.
Hai! ini foto-foto saya dan teman sekelas saat Field Trip ke Museum Nasional.
Yang tengah itu teacher kami, Gai Littler
Tuh, udah saya kasih bocoran keunggulan AAS yang tidak dimiliki beasiswa lain. Biasanya pemberi beasiswa lain hanya memberikan stipend dan living cost, tetapi tidak ada fasilitas persiapan dan support untuk mendaftar di universitas. Meminjam istilah teman saya, beasiswa lain terkesan ‘menceburkan’ penerima beasiswa untuk struggling dengan perkuliahan dan kehidupan di luar negeri tanpa memberi amunisi dan persiapan. Tetapi di AAS, kami jadi kayak tentara gitu, diberi amunisi dan pelatihan dulu sebelum maju ke medan perang. Hehe. Buat yang ingin dapat beasiswa tetapi masih ragu dan belum semangat, silahkan mencari inspirasi dengan membaca dan klik tulisan saya ini: Cerita di balik Beasiswa AAS. Setelah itu, semoga makin semangat dan langsung pingin daftar beasiswa AAS, namun, sebelumnya baca juga tulisan saya tentang persiapannya: Persiapan Beasiswa AAS. So, siapa lagi yang ingin merasakan keistimewaan beasiswa prestigious ini?silahkan comment dan tanya-tanya lebih lanjut ya. Thanks!
|
Aaak asli aku mupeeeng..
BalasHapusMba Gena, kalau aku udah S2, bisa apply untuk S2 lagi ga yah di AAS ini? Kalau di LPDP kan ga bisa mba..
Aku no action nih.. Kebanyakan mikir mulu -_-
Aku kurang tau soak itu mba..tp kayaknya sih bisa aja deh selama masih relevan sm pekerjaan atau sejalan dgn visi australia.hehe..yuuukk semangat lg mba des!
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusUntuk double degree, AAS masih bisa menerima, asal masih linear dengan jurusan yg akan diambil dan pengalaman kerja yg relevan menjadi nilai tambah. Itu semua tergantung dari penjelasan saat interview di awal. Good luck
HapusAaak gena kereeeen.. Dalam hati pingin, tp mesti belajar sementara smbil kerja itu rasanyaaaaa, mau pengsan, hahaha. Good luck gena, semoga IELTS yang kedua langsung memenuhi syarat yaaa..
BalasHapusHehe makasih jeung lisna!kamu juga keren berkah menang kuis terus.hehe..iya bu,memang itu tantangannya..aku pun begitu dulu pas seleksi..kudu belajar smbl kerja dan ngasuh anak..amiiinn mama naya!makasih doanya..
HapusGood luck buat beasiswa, mbak.
BalasHapusMudah-mudahan sukses :)
Terima kasih mas Son..amiiin utk doanya yaa
HapusPertama saya apresiasi dengan sangat baik untuk AAS. Tak semua pemberi beasiswa mau bersusah payah mengurusi penerima beasiswa, apalagi mengadakan PDT. Keren, deh, AAS ini. Recommend deh buat ponakan saya dan orang yang mau ambil beasiswa di Australia.
BalasHapusKalo saya masih punya minat tinggi dengan pendidikan di luar negeri kayaknya saya kudu berusaha sekuat tenaga untuk menjadi Awardee.
Semoga Gena diberi kemudahan dalam menyerap ilmu selama PDT sehingga lancar jaya dan lulus IELTS, aamiin.
Salam
Terima kasih banyak ya mas alris untuk doa dan tanggapannya..iyaa mas, silahkan rekomendasikan informasi AAS ke kerabatnya yaa..sukses untuk mas alris jg yaa
HapusWah keren mbak selamat ya semoga sukses dengan beasiswanya, kalau saya mah belum pernah dapat beasiswa seperti mbak gena palingan hanya beasiswa biasa mah saya pernah, ahi hi hi.
BalasHapusMakasih kang nurul iman..apapun beasiswanya pasti bagus dong..kan sudah terseleksi.hehe
HapusWow banget ya AAS, congratulations bisa jadi awardee nya!
BalasHapusThank you putri! Congrats jg ya kamu udh lulus stuned..sukses buat kita berdua yaa kuliahnya
HapusMenarik mbak, aku bookmark ah :)
BalasHapusTerima kasih umi!
HapusTerima kasih umi!
HapusThank u so much for sharing Mba... Salam Kenal saya Dame Elysabeth.. Bersyukur bisa ketemu blogspotnya mba.. Semoga bisa menjadi bagian dr PDT Tahun ini.. Aminnn..
BalasHapusHalooo Dame!
HapusSalam kenal juga yaa..senang bisa sharing..semoga bermanfaat yaa..sukses juga utk kamu ya,semoga beruntung jg jd bagian AAS Awardees
Halooo Dame!
HapusSalam kenal juga yaa..senang bisa sharing..semoga bermanfaat yaa..sukses juga utk kamu ya,semoga beruntung jg jd bagian AAS Awardees
Aminnn.. Makasih banyak doanya mba. mba.. Maaf ingin bertanya.. Utk PDT, dr indormasi yg saya baca dibagi menurut hasil IELTSnya..Bagaimana dengan pengalaman mba Gena.. Apakah pembagian hasil IELTS tersebut berdasarkan bandnya or overall nya.. Thank you mba .
HapusHaloo..pengalamanku sih pembagiannya berdasarkan overall band ya..rata2 begitu sih.hehe
HapusBeasiswa memang membantu banget, mba. Aku alhamdulillah juga dapat beasiswa dari kementerian saat kuliah S2 di UI, mba. Alhamdulilla. Pengeen kuliah di Negeri. SMoga terkabul. Amin :)
BalasHapusBetuuul mba alida..membantu bgt memang beasiswa itu..semangat mba! Semoga ketemu di australia ya.hehe
HapusIkut mengaminkan semua doa dan harapan Gena, semoga barokah yaaa :)
BalasHapusAmiiiinn..makasih yaa anggi sayang ๐
HapusAmazingg yahh bikin mupeng lagi, kk ku akan berangkat juga, setelah keliling eropahh, kebagian juga sih oleh-olehnya hahaha
BalasHapusHehe iyaa mba mira..sebanding usahanya sama yang nantinya akan didapat..wahhh seru bgt ya kakaknya mba mira
HapusHalo mba mau nanya dong berapa lama jarak antara pengumuman kelulusan akhir dengan PDT nya? Soalnya di tempat kerja persyaratannya mengajukan resign 1 bulan sebelum. Saya sudah selesai JST dan sedang deg-degan nunggu hasilnya heheheh.Thank ypu sebelumnya
BalasHapusHalooo..
HapusKalo kemarin itu jaraknya sih cukup lama ya, aku lupa persisnya tp lbh dr 3 bln..saranku, resignya stlh dpt email lulus dr AAS ya..bakalan ttp ada waktu kok utk one month notice..mereka udh perhitungkan. Tenang aja.hehe..good luck ya!
Hai Mbak Gena, senang membaca tulisannya yang sangat informatif. Kebetulan saya bulan ini baru akan memulai PDT. Kalo liat dr fotonya...satu kelas dengan Yanti ya?. Dia teman saya juga...๐. Good luck yaa..
BalasHapusHaii mba Echi!
HapusSalam kenal..congrats ya sdh lulus seleksi AAS jg..iya, teh yanti memang teman sekelas saya.hehe..good luck jg ya mba
Penasaran, jadi baca part 1-nya deh. Sensi pulak aku yang bagian "jangan ngomong doang, realisasiin dong". Uwaaa~ cita-citaku sekolah di LN tapi gatau kapan hahaha XD
BalasHapusHehe..makasih ya UNA sudah mampir dan baca tulisanku..salam kenal ya..ayo semangat realisasikan mimpi!hehe
Hapusadi
BalasHapussemoga sukses dan lacar disana dan nama saya bukan danis tapi gannis
hehehehehehe
Wuahhh..senengnya dimampirin sama mas adi langsung..maaf ya mas atas kesalahan nama, sudah saya revisi yak.hehe..see you again mas adi! thank you
HapusHalo, mba Gena.. salam kenal yaa dari platform sebelah hehehe
BalasHapusAnyway, aku pernah dengar soal beasiswa AAS ini mba tapi cuma sebatas dengerin aja, sama sekali gak ada tindakan nyata haha *dilema pemburu beasiswa*
tq info-nyaa mba Gena, dan good luck yaa ..
keren mbk gena, gutlak yak,
BalasHapusWahh lengkap mbak..eh tapi ada satu yg kurang...tips isi applikasinya sonk mbak hehehe
BalasHapusSalam kenal mbak,
BalasHapusMau nanya terkait AAS. Saya baru dapat pengumumunan terkait AAS intake 2018 bahwa saya lulus seleksi administrasi. Di dalam email pemberitahuan sudah ada jadwal tes IELTS dan interview. Pada email tersebut juga ada keterangan kalo seandainya punya hasil tes IELTS dalam kurun waktu 3 bulan dan nilainya di atas 6 untuk PhD bisa digunakan dan tidak perlu ikut tes IELTS lagi. Kebetulan saya bulan Mei kemaren baru tes dan dapat nilai overall band score 6,5. Masalahnya ada nilai 5,5 di writingnya. Saya sudah telpon ke kantor AAS Indonesia, mereka mengatakan yang dipakai nilai band scorenya, sehingga untuk kasus saya sudah tidak perlu tes lagi. Pertanyaan saya, Apakah nilai IELTS mempengeruhi rangking kandidat untuk bisa lolos ya? (semakin tinggi IELTS nya, prosentase lolosnya lebih tinggi).
Sedangkan sebagai catatan untuk Universitas tujuan saya untuk PhD memang minimal overall bandscorenya 6,5 tapi semua harus diatas 6, padahal punya saya ada yg 5,5 di writingnya.
Katanya nanti kan ada kursus bergantung nilai IELTS kita, nah setelah kursus itu apa nanti kita akan di tes lg IELTS nya atau otomatis lolos ya?
Mohon jawaban dan sarannya mbak, apakah saya pake sertifikat yg sudah ada atau mending tes lagi ya?
Karena kata Staf AAS Indonesia, nilainya kalo tes lagi ya yang dipake yg itu alias tidak dilihat yg paling tinggi. Saya takut kalo tes lagi malah nilainya lebih jelek.
Terima Kasih.
It’s essentially the ์ฝ์ธ์นด์ง๋ ธ most balanced of the provides, and by this we mean that the quantity find a way to|you presumably can} claim and the clearing rate are in sync. For the welcome bonus, you’ll have the option to enter the Big Spin Casino bonus code. NetEnt is dedicated to gaming that is fun, protected, and safe. These encompass the typical card royals from A-9 every with their own neo colour.
BalasHapus