Senin, 15 Agustus 2016

PKI itu Nasionalis!

Gimana nggak nasionalis coba? PKI alias Petualangan Kuliner Indonesia ini, adalah event pembuka yang mengawali serangkaian acara dalam Festival Kuliner #IndonesiaIsMe yang diadakan atas kerjasama Jakarta Food Adventure, Synthesis Development dan Jalan Sutra. Event #IndonesiaIsMe ini bertujuan untuk mempromosikan kuliner khas dan unik yang ada di penjuru negeri tercinta kita, sehingga mampu bersaing dengan makanan khas lainnya di dunia kuliner internasional. Pertanyaan utamanya sekarang adalah: Apakah makanan Indonesia mampu bersaing di dunia internasional?.

Dance Performance yang kontemporer, namun dengan  latar lagu daerah Khas Indonesia sebagai pembuka event
Jawabannya: Bisa! Seperti yang dijelaskan oleh Harry Nazaruddin (Harnaz) dan Lidia Tanod dari Jalan Sutra dalam Talkshow di event pembuka #IndonesiaIsMe yang diselenggarakan pada Sabtu, 6 Agustus 2016 lalu, bahwa sebenarnya banyak makanan khas dari Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dunia. Contohnya saja, Jamur Kulat Pelawan. Pasti pada baru denger kan? Sama dong! Haha. Jadi, ternyata Jamur Kulat Pelawan ini primadona kuliner dari Pulau Bangka loh. Harganya bisa mencapai Rp 1 – 2 juta per kilo-nya. Wihhh, kok bisa mahal bener ya harganya? Usut punya usut, si Jamur Kulat Pelawan ini memang spesial loh, karena hanya bisa didapat 2 kali dalam setahun dan hanya bisa tumbuh di kayu pohon Pelawan yang ada di hutan. Rasanya pun sangat unik, karena hanya tumbuh pada malam hari dan mengambil energi dari sinar bulan. Luar biasa ya.

Jamur Kulat Pelawan (Sumber: Budi Js - Google)

Latoh (Sumber: Google)

Selain itu, ada juga sejenis rumput laut yang bernama Latoh dan sering dijadikan bahan makanan di daerah Lasem dan Bali. Biasanya sih dijadikan urap dan rujak ya. Ah, kepengen nyoba deh jadinya. Baru denger soalnya rumput laut bisa dijadiin rujak dan urap. Hehe. Oke, dua makanan khas ini hanya sedikit contoh bahwa makanan Indonesia memiliki ciri khas yang dapat dipromosikan hingga tingkat dunia. Lalu, apa sih yang diperlukan agar kuliner Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia? Berikut beberapa hal penting yang diungkapkan oleh Harnaz dan Lidia Tanod terkait masalah ini:

  • Indonesia butuh figur Ahli Kuliner yang berani bereksperimen dan memperkenalkan kuliner khas Indonesia ke mancanegara. Contohnya: Ferran Adrian dari Spanyol, yang berani menciptakan kreasi makanan khas Spanyol di salah satu Restoran terkenal; El Buli yang dianugerahi 3 bintang Michellin. Saat ini, sudah mulai banyak Ahli Kuliner Indonesia yang memiliki visi seperti Ferran Adrian, sebut saja William Wongso, yang berani bereksperimen dengan menaikkan kualitas bahan makanan yang ada dalam kuliner khas Indonesia.
  • Pemerintah Indonesia perlu mendukung Kuliner Indonesia untuk bisa maju dan bersaing dengan kuliner mancanegara. Contohnya: Pemerintah Spanyol mendukung penuh Ferran Adrian untuk mengembangkan makanan khas Spanyol. Tidak heran, jika saat ini Ferran Adrian dengan bantuan pemerintah Spanyol dapat mendirikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kuliner khas Spanyol yang menjadi rujukan Chef internasional untuk belajar. Keren kan?
  • Packaging makanan khas Indonesia harus menarik dan punya daya jual tinggi agar dapat dikonsumsi masyarakat dunia. Artinya, harus berpikir kreatif dan menerima jika packaging atau penampilan dari makanan khas Indonesia disesuaikan dengan selera ‘pasar dunia’.
  • Pemerintah Indonesia harus punya strategi marketing yang konsisten dan terfokus. Misalnya, pilih saja salah satu kuliner khas Indonesia yang dapat menjadi ikon. Lalu, fokus untuk mempromosikan kuliner khas tersebut. Jika fokus dengan satu atau dua makanan khas saja, hal tersebut jauh lebih baik karena tidak akan membuat bingung turis asing serta membuat makanan khas tersebut melekat dengan Indonesia. Misalnya saja, Pemerintah Thailand fokus mempromosikan Tom Yam Kung kepada dunia, bahkan sampai melakukan standardisasi untuk bumbu Tom Yam Kung. Saat ini, masyarakat dunia mengenal Tom Yam Kung yang identik dengan negara Thailand.
  • Kesimpulan: Kolaborasi antara pemerintah dan komunitas kuliner Indonesia mutlak diperlukan, jika ingin membuat Kuliner Indonesia semakin dikenal dunia.


Saya pribadi sih setuju banget dengan rekomendasi dari dua penggiat kuliner dari Jalan Sutra ini, karena memang mereka sudah memiliki pengalaman luar biasa di bidang kuliner, sampai menerbitkan dua buku, yaitu “100 Maknyus” dan “Kimia Sutra”. Apalagi Jalan Sutra ini ternyata adalah sebuah komunitas pengapresiasi kuliner nusantara yang didirikan oleh Bondan Winarno.

Kemudian, sesi kedua talkshow event pembuka #IndonesiaIsMe ini, menghadirkan Ira Latief, sebagai pendiri Jakarta Food Adventure, seorang Tour Guide dan juga pengusaha D’Marco Martabak. Bermula dari pengalaman pribadinya mencari informasi tentang salah satu kuliner khas Indonesia di mesin pencari online, Ira Latief menyadari bahwa kuliner Indonesia justru banyak yang diperkenalkan oleh bangsa lain, seperti Singapura dan Malaysia, bukan oleh Orang Indonesia sendiri. Padahal banyak sekali wisatawan asing yang tertarik dengan kuliner khas Indonesia. Misalnya saja, para wisatawan asing sangat menyukai rasa otentik dari kopi Indonesia yang disajikan oleh para pedagang Starling alias Starbucks Keliling.

Singkat kata, Ira Latief bersama teman-temannya membuat komunitas Jakarta Food Adventure yang bertujuan untuk menyajikan pengalaman wisata unik bagi para wisatawan melalui media makanan yang juga berfungsi sebagai media pengenalan sejarah dan budaya Indonesia. Komunitas Jakarta Food Adventure ini punya trip reguler yang memang fokus untuk mengekplorasi kekayaan rasa dan budaya di Jakarta. Misalnya saja: Explore Little India di Pasar Baroe atau Explore Portuguese Village di Kampung Tugu. Seru ya, ternyata belajar sejarah dan budaya pun dapat dilakukan sambil icip-icip dan bersantai.

Para Pembicara dalam Talkshow #IndonesiaIsMe - (kiri - kanan): Ira Latief, Lidia Tanod dan Harnaz

Selain Talkshow, di acara #IndonesiaIsMe ini, kalian juga dapat mencoba beberapa makanan khas Indonesia yang memang unik dan lezat loh. Berlokasi di 2 Booth dari Synthesis Development, kamu dapat mengunjungi masing-masing booth makanan untuk mencoba dan bertanya-tanya seputar makanan khas yang disajikan. Berikut ini, adalah beberapa contoh makanan khas yang saya coba di event ini:

Kue Timpan (Aceh), merupakan kudapan manis yang terbuat dari tepung ketan berisikan Srikaya dan Telur
Kue Lapet (Tapanuli), terbuat dari tepung beras dan gula merah

Sayur Babanci (Betawi), merupakan perpaduan kari dan sayur dengan rasa gurih dan unik
Martabak Rendang dari D'Marco yang sangat spicy!

Buat kalian yang belum sempat datang ke event #IndonesiaIsMe, tidak perlu khawatir. Karena anda masih punya kesempatan untuk mengunjungi event ini, terutama saat weekend di beberapa mall selama Bula Agustus 2016. Bagi kalian yang belum tahu mengenai Synthesis Development, pasti bakal langsung tahu ketika disebutkan beberapa proyek sukses mereka, seperti Kalibata City, Casablanka Mansion, Plaza Semanggi dan Bassura City. Sekarang ini, pengembang properti Synthesis Development ini juga sedang mengembangkan Apartemen Prajawangsa yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan. Kebetulan, saya juga pernah diundang untuk datang ke salah satu kompleks apartemen yang dibangun oleh Synthesis Development, yaitu Bassura City. Selain memiliki lokasi strategis dan harga terjangkau, apartemen ini juga memiliki fasilitas memadai. Biar gak penasaran, berikut saya perlihatkan fasilitas yang ada di Apartemen Bassura City:


Contoh Display Ruangan Apartemen Bassura City
Fasilitas Kolam Renang di Bassura City

Well, Saya rasa teman-teman pasti setuju dong kalau saya bilang bahwa Indonesia punya kekayaan kuliner yang luar biasa. Dan event #IndonesiaIsMe ini merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mempromosikannya.  

12 komentar:

  1. iihh jadi ngiler liat makan2an nya.. penasaran pengen coba deh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Maknik...enak dan unik-unik makanannya. Hehe

      Hapus
  2. Makanannya enak2 ya mba.., ini semoga diberi kemudahan untuk berjalan ke seluruh wilayah nusantara dan mencicipi beragam kuliner dan melihat atraksi biayanya. Bangga dengan #IndonesiaIsMe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Ira...enak-enak nih makanannya...makasih ya Mba Ira atas doanya..

      Hapus
  3. foto di panggungnya bikin syedihh, bikin aku pengen manggung hahaha

    BalasHapus
  4. Pas liat judul postingannya, kirain bener2 mau bahas politik haha.

    Jamur Kulat Pelawan, waduh baru denger, ribet juga nyebutnya hehe. Setuju deh, kuliner Indonesia kudu bisa go internasional. Soalnya banyak makanan khas (terutama kue-kue) yang unik dan enak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha..Mas Son tertipu judul ya..

      iya mas, kuliner Indonesia memang layak banget untuk dikembangkan

      Hapus
  5. judulnya sukses dah bikin dahi berkerut, trus klik, lah dlah ternyata makanan2 enak gini, hahahah.. sukses mb ya, aku blm dtg nih pas event pertama, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya mba prita.judulnya memancing yaa..ayo dtg yuk mba.hehe

      Hapus
  6. Liat kolam renangnya adeeem.... rasanya pengen pny satu unit *ngayal*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisaaa mih..kalo aku sih yes..*kumpulin daon berjatuhan di dpn rumah *berharap itu daon bs jd duit

      Hapus