Rabu, 23 Maret 2016

Lactacyd White Intimate: Beauty Inside, Beauty Outside!

Setuju dong kalau saya bilang “Inner beauty” itu sama pentingnya dengan “Outer beauty”? Nah, buat saya, kata kunci inner beauty itu adalah bersih, nyaman dan aman. Sama seperti perasaan yang saya dapatkan sehabis menggunakan Lactacyd White Intimate sebagai pembersih daerah kewanitaan andalan saya. Saya sadar sekali, sebagai wanita yang bekerja di bidang sosial-kemanusiaan pada salah satu International Non-Government Organization, saya juga harus memikirkan kebersihan area V saya. Apalagi melihat tuntutan kerja yang terkadang mengharuskan saya untuk berkunjung, bahkan tinggal di daerah-daerah terpencil dengan kualitas air dan keadaan lingkungan yang kurang bersih.

Selasa, 22 Maret 2016

Paralayang : Rasakan Sensasi Melayang di Udara!


Mumpung lagi semangat nge-blog, saya ceritanya pingin nulis cerita pengalaman yang cukup berwarna. Gak apa-apa kan yah kalo nulis ceritanya baru sekarang, tapi pengalamannya sudah lewat?haha. *Ya elah gen, siapa juga yang melarang kan. Hoho. FYI, cerita kali ini terjadi jauh sebelum saya menikah alias baru awal kerja alias masih langsing alias habis putus sama orang yang ternyata sekarang jadi suami saya. Nyahahaha..Tarikkkk mang! Siapa yang mau ikut melayang-layang di udara?mariiiii ikut saya mewujudkan salah satu Bucket List saya, yaitu: PARALAYANG.

Pernah nonton film The Bucket List yang dibintangi Morgan Freeman itu? Nah, ini versi saya..Jadi, ceritanya, setelah saya putus dengan orang yang akhirnya jadi suami saya ini (lagi-lagi disebut nih si papa-nya Janthra, panas deh kupingnya. Haha), saya punya sederet Bucket List yang ingin saya wujudkan, dan salah satunya itu adalah Paralayang. Selain itu, saya juga mengajak sahabat saya Aci untuk mencoba paralayang sebagai hadiah ulang tahun buat sahabat saya ini. Awalnya, saya pengen banget coba sky diving, supaya bisa free style di awan..haha..Cuma setelah saya survey, ternyata harga sekali sky – diving itu sekitar 1,5 sampai 2,5 juta sekali terbang..Terus, kalo mau ikut pelatihannya sampe bisa terbang sendiri, lebih gila lagi, sekitar 9 sampai berapa belas juta gitu..(lupa nominal pastinya, saking mahalnya..hehe) per 9 stages sih..udah gitu, menurut narasumber yang saya hubungi waktu itu, sekarang ini lagi susah banget buat sky- diving..karena biasanya kalo mau sky – diving itu, digabung sama latihan TNI AU, buat pengadaan pesawat dan biar lebih murah biayanya..tapi masalahnya, sat itu, TNI AU lagi padat agendanya untuk pengamanan pra dan pasca pemilu 2009.

Senin, 21 Maret 2016

Yogyakarta Day 2: Museum Dirgantara, Prambanan dan Istana Ratu Boko

Halo, readers! saya mau lanjutin cerita liburan The Harlend Family di Yogyakarta ya..Kali ini tentang hari kedua liburan kami. Maafkeun ya, saya baru sempat menulis lagi karena beberapa hari terakhir wara-wiri di Cileungsi mengurusi Youth Economic Empowerment dari kantor. Okeh, let's start our journey now!

Berbeda dengan hari pertama, destinasi wisata kami di hari kedua tidak terlalu jauh, yaitu Prambanan, Museum Dirgantara dan Istana Ratu Boko. Masih menggunakan mobil sewaan dengan bapak driver yang baik hati, kami meluncur ke lokasi Candi Prambanan dari hotel pada pagi hari. Sesampainya di pelataran Candi Prambanan, kami memutuskan membeli tiket terusan Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko seharga Rp 45.000/ orang..*padahal ya, lebih hemat pakai tiket satuan kalo bawa mobil. Haha. Karena harga tiket terusan itu sudah termasuk harga shuttle bus yang bisa membawa kita dari Candi Prambanan ke Istana Ratu Boko. Tapi ya sudah lah, toh uangnya akan digunakan untuk pemeliharaan situs budaya Indonesia. *sok bijak, Haha. 

Rabu, 16 Maret 2016

Tentang Saya

Hola!


Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Kenalan yuk, saya Gena Lysistrata. Biasanya sih dipanggil Gena (walaupun seringnya orang salah panggil saya dengan Gina atau dilafadzkan pake bahasa inggris. Hehe). Bicara tentang nama, saya bersyukur sekali diberikan nama ini oleh Papa saya. Beliau terinspirasi memberikan nama ini kepada saya sehabis menonton drama yang dipentaskan oleh Rendra saat jaman pacaran dengan mama saya. Haha. Drama-nya berjudul Lysistrata, sebuah drama karya Aristophanes dari Yunani. Singkat cerita, nampaknya papa saya terpukau dengan tokoh Lysistrata ini. Seorang tokoh feminis Yunani yang menyatukan Sparta dan Athena dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan menahan gairah seks. Haha..Sedangkan Gena, dalam bahasa Yunani artinya Gadis..

Cukuplah cerita tentang nama saya. Hehe. Oh ya, saya ini seorang ibu dari satu anak yang juga bekerja di sebuah organisasi internasional di bidang anak. Saya ini juga senang jalan-jalan, berpetualang, eksperimen dalam hal memasak, dan... diving! Untuk yang terakhir ini, saya sudah lama sekali tidak pernah melakukan kegiatan tersebut. Terakhir diving itu di Raja Ampat beberapa tahun silam. Haha.

Anyway, blog ini akan memuat celoteh saya tentang semua pengalaman hidup saya, from A to Z. Ihiyyy! Semoga saya bisa konsisten menulis di Blog ini dan berbagi cerita dengan semua ya..Oh ya, buat yang ingin mengontak saya, silahkan hubungi saya melalui:
- Email: glysistrata@gmail.com atau lysistratagena@yahoo.com 
- Facebook: https://www.facebook.com/gena.lysistrata
- Twitter: https://twitter.com/genalysistrata 

Thank You!

Yogyakarta Day 1: Cave Tubing dan Telusur Pantai

Idealnya nih ya, kalau mau liburan itu kan direncanakan dari jauh-jauh hari ya..Tentunya supaya bisa memilih destinasi dan objek wisata yang akan dikunjungi dengan matang . Terusss..supaya bisa hemat budget. Iya dong?Sudah bukan rahasia umum kan kalau kita pesen tiket atau hotel jauh sebelum hari H keberangkatan kita, biasanya bakal dapat harga yang murahhh..Tapi kayaknya hal itu tidak berlaku di keluarga kami deh. Hahaha. Yak! Kami adalah spontaneous compulsive family traveller! Hehe. Dua kali liburan panjang kami, dua-duanya diadakan mendadak alias tiba-tiba..Haha, mungkin itu seni-nya? Eitsss, jangan ditiru ya kebiasaan kami ini. Hehe.

Bermula dari ide papa-nya Janthra yang mau menghabiskan jatah “Time in Lieu” di kantornya dan mengajak kami liburan sekeluarga dan sekaligus mengurus urusan keluarga di Yogyakarta. Kenapa Jogja?Deket cyiiiin..Hehe, terus kita mikirnya kalau ke jogja doang sih persiapannya gak akan heboh-heboh amat (Walaupun akhirnya bawa 2 koper kecil dorong dan 1 tas ransel. Kurang cukup heboh apa coba?ahahaha). Akhirnya, Selasa siang tanggal 8 Maret 2016, saya mengajukan cuti ke Line Manager saya. Untungnya Line Manager saya ini orangnya kooperatif banget, selama saya sudah membereskan kerjaan saya hari itu dan mempersiapkan tetek bengek untuk meeting di hari saya cuti. Hihi. Setelah dapat approval, langsung saya whatsapp suami. Eh, doi semangat banget nelpon saya dan akhirnya kita sepakat untuk ketemu di Mall Kokas untuk urus persiapan liburan sepulang kantor.

Minggu, 06 Maret 2016

Parenthink: Simple but Value

Weekend kemarin, kami sebenarnya punya rencana untuk jalan-jalan ke Bogor, tapi apa daya cuaca tidak mendukung dan saya sedang sakit. Akhirnya, kami putuskan untuk di rumah saja. Seperti biasanya, Janthra sudah bangun sejak pagi hari dan langsung bermain dengan aki-nya. Setelah sarapan, Janthra lantas meminta izin ke saya untuk ikut aki mencuci mobil di halaman depan. "Duh, pasti main air deh nih, terus bakalan lama, masuk angin..mana musim sakit batpil dan cuaca ga tentu gini.." Jujur, hal itu yang ada di pikiran saya saat Janthra bertanya apakah ia boleh membantu aki-nya mencuci mobil. Wajar, namanya juga orang tua, apalagi saya orangnya parno-an kan..tapi, saya lupa satu hal, bahwa melalui aktivitas tersebut, Janthra bisa belajar..

Janthra dapat belajar apa yang namanya tanggung jawab. Tanggung jawab untuk membersihkan dan merawat apa yang dimiliki, dalam hal ini, membersihkan dan merawat mobil aki. Dengan melihat apa yang dilakukan oleh aki-nya, Janthra akan mengimitasi. Apa itu imitasi?hehe, seingat saya, dalam pelajaran sosiologi zaman kuliah dulu, imitasi adalah proses meniru tingkah laku orang lain, untuk diterapkan dalam dirinya (Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar). *Maapkeun saya yah, saya memang suka banget sama pelajaran sosiologi, makanya kadang masih ingat beberapa istilah yang ada. Haha.

Jumat, 04 Maret 2016

Fashion Event Review: Perkenalan Komunitas Desainer Etnik Indonesia

Rabu, 2 Maret kemarin, saya berkesempatan untuk hadir dalam acara perkenalan Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) dengan para blogger dan penggiat media sosial lainnya. Thanks to Mamih Sandra yang sudah sharing info mengenai event ini kepada saya. Hehe. Sebagai penikmat fashion, saya excited sekali diundang dalam event seperti ini, karena tentunya akan memperkaya khazanah pengetahuan saya yang masih cetek ini di bidang fashion. Haha. Bertempat di Restoran Batik Kuring (dahulunya bernama Sari Kuring) yang terletak di kawasan SCBD Sudirman Lot 21 ini, mini fashion event ini tergolong sukses 'menyihir' audiens yang hadir dengan keindahan kain khas busana Indonesia dan keramahan para designernya.


Acara dibuka dengan sambutan dari para penyelenggara event, termasuk dari H.Raizal Rais sebagai Ketua dari Komunitas Desainer Etnik Indonesia. Luar biasa ya para designer etnik Indonesia ini, ternyata, mereka memiliki tujuan dan alasan mulia terkait dengan pembentukan Komunitas Desainer Etnik Indonesia. Pasti penasaran dong dengan alasan dibalik pembentukan KDEI ini?Tiada lain untuk dapat melestarikan budaya dan identitas bangsa, dalam hal ini kain etnik khas Indonesia. Harapannya, KDEI dapat mengembangkan kain etnis khas Indonesia sebagai cermin budaya bangsa, sehingga dapat dipakai oleh Anak Muda Indonesia dalam keseharian. Wah, keren banget kan?komunitas ini mengajak kita kaum muda (duh, berasa muda bener saya. haha) untuk mengenal dan bangga menggunakan produk Indonesia. How Fantastic is that?

Tantangan saat ini bagi KDEI adalah bagaimana mengembangkan motif etnik (batik, songket, dll) dengan sentuhan modern, sehingga dapat fit-in dengan selera anak muda. Berbagai pendekatan dan cara mulai dilakukan oleh KDEI, salah satunya dengan membuat kompetisi motif batik di Sumatra untuk mengajak anak muda dalam hal membuat batik dengan pewarna alami dan motif yang berkelas. Selain itu, karena struktur kepengurusan KDEI sudah dibentuk sampai ke tingkat daerah, maka sangat dimungkinkan bagi komunitas ini untuk menggali dan merangkul pengrajin etnik di daerah. Nah, ini salah satu tujuan lainnya dari pembentukan KDEI. Agar tercipta sinergi positif antara pengrajin di daerah dengan para designer, karena dua elemen ini tentunya saling bergantung satu sama lain. FYI, anggota dari KDEI saat ini berjumlah sekitar 80 orang, dimulai dari usia 14-70 tahun. Dan tentunya terdiri dari berbagai designer etnik Indonesia yang masih berstatus debutant maupun yang sudah memiliki nama tersohor, seperti Itang Yunasz, Ida Royani, Sonny Muchlison, dan berbagai nama lainnya. 

Para Designer Etnik senior ini juga ingin mewariskan keahlian mereka kepada designer muda, sehingga ada regenerasi yang sehat di dalam dunia etnic fashion di Indonesia. Hal itu dapat terlihat dari keseriusan KDEI dalam memikirkan berbagai program sehingga dapat mengedukasi para pengrajin dan designer muda, termasuk dengan penyelenggaraan pelatihan. Rencananya, setiap bulan juga akan diadakan sinergi pengetahuan antara pengrajin dengan designer. Wah, seru banget ya, para designer yang sudah memiliki nama ini tidak segan membagi pengetahuan dan ilmu mereka melalui sesi training atau sharing. Selain itu, banyak juga pengetahuan baru yang saya dapatkan dari sesi tanya-jawab. Misalnya nih ya, ternyata ada 9 suku di Indonesia yang punya motif khas bertema tribal, diantaranya dari Papua dan Tana Toraja. Atau ternyata, teknik pewarnaan tye-dye yang populer beberapa tahun belakangan ini, sudah jauh lebih dikenal oleh masyarakat dan suku di Indonesia, diantaranya dapat ditemui dalam pewarnaan batik sasirangan. Hayooo!pasti nggak pada tahu kan?hehe

Pengetahuan udah dapet, sekarang giliran mata audiens dimanjakan dengan mini fashion show yang dibawakan dengan apik oleh para model nan cantik dan rupawan. Aseli, gak kebayang deh bahwa motif kain batik, songket dan sebagainya itu dapat terlihat begitu modern dan edgy. Yuuuk, intip berbagai koleksi yang ditampilkan:

Suka banget deh sama keceriaan kebaya dari Mba Emma Damayanti (Rumah Betawi)

Lunar Year Collection

I love this red kebaya!

Funky Batik by Mas Sonny Muchlison

Gimana?keren-keren kan koleksi dari beberapa designer etnik Indonesia?Buat kamu yang penasaran lihat dan membeli koleksinya, yuk datang dalam acara KDEI launching tanggal 8 Maret 2016 nanti di Cinere BelleVue Mall. Pasti seru deh acaranya. Buat temen-temen muda, mari belajar mengenal dan bangga memakai produk khas etnik Indonesia. Tidak kalah ciamik loh dengan busana yang disadur dari budaya luar. Kalau bukan kita generasi muda, siapa lagi yang akan melestarikan budaya Indonesia?Setuju dooong..Hehe.








Selasa, 01 Maret 2016

Happy time: Museum Transportasi - TMII

Kapan sih terakhir kali anda ke TMII? Kalau saya sih baru saja dari sana minggu kemarin. Walau sebenarnya nggak nyangka juga bakal ke TMII lagi setelah berpuluh-puluh tahun lalu pernah menginjakkan kaki disana. Hmm, itu juga rasanya 25 tahun lalu deh. *Haha, ketauan deh tuwirnya. Ceritanya, minggu lalu, saya ingin mengajak Janthra, anak saya untuk jalan-jalan. Pengennya sih ke tempat yang gak jauh (secara lagi musim hujan kan), murah (nah, ini mah pasti masuk list pertimbangannya semua emak-emak yah) dan bikin anak hepi (harus, wajib, kudu ini hukumnya). Terus kemana dong? Ya, ke Taman Mini Indonesia Indah ajah..Hehe..

Buat kami, lokasi TMII ini relatif dekat, setidaknya masih berada di kawasan Jakarta Timur. Hehe. Harga tiket Museum Transportasi pun murah meriah, kalau tidak salah Rp 5000/ orang dan untuk anak dibawah usia 3 tahun, tidak dikenakan biaya masuk. Dari sekian banyak museum di TMII, kami memutuskan untuk mengajak Janthra ke Museum Transportasi. Tiada lain, tiada bukan, itu karena Janthra tergila-gila dengan yang namanya pesawat, mobil, truk..Pokoknya semua yang berbau otomotif dan permesinan lah. Haha. Tadinya pengen sekalian mampir ke Taman Legenda TMII yang katanya wahana baru dan lumayan tertata bagus itu. Tapi terus kami mikir lagi, wong Janthra tiap diajak ke kebun binatang atau museum satwa, malah ketakutan dan nggak excited. Haha. Ya udah lah ke Museum Transportasi ajah.

Museum Transportasi TMII ini memiliki 2 area eksibisi, yaitu area outdoor dan area indoor. Area outdoor-nya banyak dipenuhi kendaraan macam pesawat udara, taksi, kereta api beserta gerbongnya, bus tingkat, dan satu area permainan untuk anak (Taman Lalu Lintas). Berbagai kendaraan di area outdoor ini di-display dalam ukuran sebenarnya loh. Mulai dari helikopter SAR, Pesawat Garuda Indonesia yang kita pun bisa masuk ke dalamnya, taksi Blue Bird, Kereta api beserta jalanan dan gerbongnya. Dannn, kita juga bisa melihat bus tingkat yang dulu pernah beroperasi di Jakarta..Cukup menarik, terutama buat anak-anak. Selain itu, area outdoor museum ini juga banyak dipakai untuk sesi pengambilan foto pre-wedding loh..Haha, kemarin itu banyak banget pasangan muda yang sedang melakukan pemotretan.

Helikopter SAR di area outdoor depan Museum Transportasi

Tut tut tut siapa hendak turut...Hehe


Selesai menjelajahi area ourdoor dari museum ini, kami langsung masuk ke dalam area indoor yang sayangnya tidak semua-nya memakai AC dan terdapat bocor di beberapa tempat. Sayang banget deh, di lantainya jadi ada beberapa genangan air yang licin dan beresiko untuk anak-anak. Untungnya cleaning service disini cukup tanggap, kemarin itu saya melihat 3 petugas cleaning service yang tanggap mengepel di beberapa titik. AC juga hanya berfungsi di anjungan transportasi udara, seingat saya. Oh ya, di area indoor ini, kita bisa mengeksplorasi berdasarkan jenis transportasinya, yaitu anjungan tranportasi udara, transportasi darat dan transportasi laut. Di dalam ruangan indoor ini, kita bisa melihat banyak miniatur dan maket dari berbagai jenis transportasi, sekaligus dengan sejarah dan cerita dibaliknya. Cukup informatif.

                                     Anak siapa sih ini yang girang banget pose depan pesawat? haha

                                                    Serius banget sih nak, liat kapal ferry-nya...

Nah, dua miniatur pesawat ini bikin Janthra gatel pengen megang. Padahal gak boleh. Hihi

Wefie dulu di kereta gantung. Hehe


Overall, museum transportasi TMII ini cukup layak untuk dijadikan salah satu tujuan wisata bersama keluarga, terutama yang masih memiliki anak laki-laki dibawah usia 10 tahun ya. Hehe. Soalnya, Janthra excited banget teriak-teriak dan senyum sana sini begitu melihat pesawat dan teman-teman-nya. Haha. Yah, masih cukup jauh sih ya kualitasnya dibanding dengan museum angkut di Malang. Tapi, tetap bagus kok untuk edukasi anak. Selain itu, kita juga bisa berkunjung ke museum lainnya, atau berkeliling TMII yang luas banget itu dengan kereta gantung, monorail atau bus wisata. Ayo, ke TMII!